TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Inkumben Joko Widodo atau Jokowi berencana melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang telah dibangunnya selama empat tahun ke belakang. "Ini lah yang ingin terus kita lakukan agar konektivitas antar pulau, antar provinsi, kabupaten dan kota tersambung," ujar dia dalam acara Debat Calon Presiden Kedua di Hotel Sultan, Ahad, 17 Februari 2019.
Baca: Debat Capres Kedua, Prabowo Bakal Ungkit Soal Air Bersih
Dengan meneruskan pembangunan infrastruktur tersebut, ia yakin transportasi, baik untuk orang dan logistik, akan lebih cepat. Menurut Jokowi, tanpa itu semua peningkatan daya saing Indonesia di level global tak bakal tercapai. "Daya saing tanpa ini, lupakan."
Jokowi menegaskan pemerintah konsisten membangun infrastruktur agar semuanya tersambung, bukan hanya di jalan tol, pelabuhan, bandar udara, namun juga dalam konsep digitalisasi. "Kami sudah membangun Palapa Ring, broadband berkecepatan tinggi," ujar dia.
Saat ini, Palapa Ring sudah rampung seratus persen di Indonesia bagian barat dan tengah. Sementara di Indonesia Timur, progress-nya sudah 90 persen dan akan dirampungkan tahun ini. Sejalan dengan itu, Jokowi juga berjanji akan mengembangkan kualitas sumber daya manusia secara besar-besaran.
Atas gagasan itu, Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto menyatakan menghargai langkah Jokowi memimpin pembangunan. Namun ia mengkritik kinerja tim Jokowi yang menurutnya kurang efisien.
"Infrastruktur dikerjakan grasak-grusuk tanpa feasibility study yang benar, sehingga banyak infrastruktur yang tidak efisien, sehingga merugi dan sulit dibayar," ujar Prabowo. "Infrastruktur jangan hanya jadi monumen, jangan seperti LRT di Palembang maupun Bandara Kertajati."
Atas tudingan itu, Jokowi membantah bahwa pembangunan itu tanpa studi yang benar lantaran sudah direncanakan sejak lama. "Semua sudah direncanakan, detailed engineering design (DED) juga ada," kata dia.